Meningkatnya bussiness Pariwisata Solo

By admin on Saturday 17 January 2009 with 0 comments

Pembangunan hotel hotel dan apartment di solo

Sebagai kota yang menyimpan banyak warisan budaya, Solo tidak lepas dari kehidupan pariwisata. Hal ini disadari pemerintah daerah setempat dan para pelaku bisnis di kota ini yang kini tampak menunjukkan geliatnya mengembangkan potensi itu. Setidaknya ini dilihat dari pengembangan infrastruktur kepariwisataan.

Upaya menghidupkan kembali obyek wisata budaya seperti kampung batik Laweyan, pusat jajan, dan Museum Batik adalah salah satu contoh geliat pengembangan itu. Program World Heritage Cities pun dicanangkan.

Pelaku bisnis, khususnya pengusaha hotel, pun melihat itu sebagai peluang. Dalam setahun terakhir, di kota Solo ramai bermunculan hotel-hotel berbintang. Saat ini Solo telah memiliki dua hotel bintang lima yaitu Sahid Jaya dan Lor In. Jumlah tersebut akan bertambah lagi dengan sedang dibangunnya tiga hotel berbintang lima lainnya. Demikian pula dengan hotel berbintang tiga dan empat yang juga terus bertambah seperti hotel Ibis yang baru saja diresmikan, Apartemen Kusuma Mulia, Apartemen Solo Center Point, dan Apartemen Solo Paragon.

Ketua Persatuan Hotel dan RestAUrant Indonesia (PHRI) Solo Subandono mengatakan, menggeliatnya bisnis perhotelan di Solo tidak terlepas dari peningkatan pengembangan pariwisata. Hal itu memberikan keyakinan kepada investor perhotelan khususnya yang berskala internasional untuk berjibaku mengembangkan bisnis hotelnya di Solo.

Namun, maraknya pembangunan hotel di Solo juga memunculkan kekhawatiran. Menurut Subandono, peningkatan kunjungan ke Solo saat ini belum sepenuhnya stabil dan bersifat fluktuatif. Kunjungan itu salah satunya juga disebabkan maraknya penyelenggaraan acara di kota terbesar kedua di Jawa Tengah tersebut. "Inilah salah satu hal yang mendorong peningkatan okupansi hotel," kata Subandono, pekan lalu.

Untuk menghindari hal tersebut, Subandono berharap, Pemkot Solo lebih selektif dalam memberikan izin pendirian hotel baru.Di samping itu, upaya mendorong peningkatan sektor pariwisata harus lebih serius lagi. Dengan cara itu, jumlah kunjungan ke Solo akan lebih stabil.

Salah satu rencana Pemkot Solo yang paling ditunggu dalam pengembangan wisata adalah pengoperasian kereta api uap kuno. Direncanakan, kereta api uap ini akan dioperasikan sepanjang 20 kilometer dari Stasiun Purwosari hingga Bengawan Solo.

Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Solo Y Herman mengungkapkan, kereta api uap tersebut nantinya akan melewati titik- titik obyek wisata yang menjadi ikon Solo seperti Kampung Batik Laweyan, rumah Loji Gandrung, kraton, Stadion Sriwedari, dan Museum Batik. Kereta akan berhenti saat melewati obyek-obyek wisata tersebut untuk memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk berwisata.

"Dalam pelaksanaannya, kami akan berkerja sama dengan PT KA, kereta yang dipakai termasuk lokonya akan didatangkan dari Ambarawa," ujar Herman.

Proyek yang diperkirakan memakan biaya Rp 1,5 miliar tersebut baru direalisasikan tahun 2009. Artinya, saat World Heritage Cities digelar, kereta api kuno dalam kota itu belum dapat menopang kepariwisataan.

Category:

POST COMMENT

0 comments:

Post a Comment